Judul: Berani Tidak Disukai
Penulis: Ichiro Kishimi & Fumitake Koga
Tahun terbit: 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 352 halaman
Genre: Pengembangan Diri

Kali ini saya akan mengulas Berani Tidak Disukai, salah satu buku pengembangan diri yang sedang cukup diminati. Judulnya yang tidak biasa membuat penasaran. Buku ini membahas psikologi yang terpusat pada hubungan interpesonal. Ini diterjemahkan dari versi berbahasa Jepang, Kirawareru Yuki.
Meskipun ini buku psikologi, namun ia ditulis dengan gaya penulisan dialog filsafat Yunani. Ilmu psikologi yang diangkat adalah psikologi Adler. Alfred Adler ialah salah satu tokoh psikologi besar yang hidup sejaman dengan Sigmund Freud dan Carl Jung. Teori psikologinya mungkin tidak sepopuler milik Freud dan Jung, namun menarik untuk dikupas. Teori Adler bertolak belakang dengan teori Freud. Jika Freud mengatakan keadaan kita saat ini adalah pengaruh dari kejadian-kejadian masa lalu, Adler malah mengabaikan masa lalu (termasuk trauma) dan lebih berfokus pada momen saat ini.
Fumitake Koga mengetahui psikologi Adler saat membaca buku yang kebetulan ditulis oleh Ichiro Kishimi. Sejak saat itu ia mulai mempelajari lebih dalam tentang psikologi ini serta berharap dapat bertemu Kishimi. Suatu hari mereka sungguh bertemu dan menjadi teman akrab. Mereka pun berkolaborasi menulis buku ini. Gaya penulisan buku ini meniru penulisan dialog filsafat yang ditulis Plato tentang ajaran Socrates. Dialog antara pemuda dan filsuf di buku ini sepertinya sedikit banyak menggambarkan dialog antara Koga dan Kishimi.
Kalimat yang berulang kali muncul di halaman buku ini ialah “segala persoalan adalah tentang hubungan interpersonal” yang mungkin sengaja ditekankan oleh penulis sebagai inti dari buku ini. Buku ini menerangkan teori psikologi Adler secara teoritis, jadi tidak banyak hal-hal praktis yang ditawarkan. Buku ini menjelaskan hal-hal yang selalu menarik bagi orang-orang, seperti cara berhubungan dengan orang-orang disekitar kita (keluarga, teman, ataupun kolega) dan hal yang selalu ingin diketahui oleh orang-orang: kebahagiaan. Lebih spesifiknya buku ini mendefinisikan kebahagiaan dari sudut pandang psikologi Adler.
Hal yang ditekankan oleh Adler yaitu bahwa bukan apa yang telah terjadi di masa lalu yang membuat kita seperti keadaan kita sekarang, melainkan bagaimana kita memberi makna pada momen-momen hidup kita. Dengan kata lain, hiduplah di saat ini, sebab masa lalu sudah tidak ada dan masa depan belum tiba. Semua orang bisa mengubah dirinya jika mereka cukup berani melakukannya. Secara umum, psikologi Adler cenderung menganut pandangan nihilisme optimistis. Itu adalah pandangan bahwa hidup sebenarnya tidak memiliki tujuan objektif. Masing-masing dari kita yang bertugas memberikan tujuan bagi hidup kita.
Kadang untuk memahami sebuah sub-bab dari buku ini saya perlu membacanya berulang-ulang. Bagaimana pun juga ini adalah buku psikologi yang mana adalah ilmu untuk memahami jiwa seseorang dan kita tahu bahwa tidak mudah untuk benar-benar memahami seseorang. Pengulangan beberapa frasa dan kalimat dalam buku ini membuat kita mengetahui yang mana poin-poin pentingnya. Cara penulisan yang seperti dialog adalah sesuatu yang jarang ditemui untuk jenis buku seperti ini dan itu memberi kesegaran tersendiri.
Saya baru mengetahui tentang Alfred Adler dan psikologinya setelah membaca buku ini. Itu mungkin berarti bahwa psikologi Adler memang kurang dibahas. Berani Tidak Disukai adalah buku yang tepat untuk mereka yang tertarik pada psikologi dan ingin mengetahui psikologi Adler dan perbedaannya yang mencolok dengan psikologi Freud. Buku ini memberikan perpektif baru tentang kehidupan. 📖